Sumbat telingamu bila tak tahan dikritik. Bukan membungkam mulut orang.

Randy Ira
3 min read6 days ago

--

Banyak orang menganggap bahwa kritik dan solusi adalah dua elemen yang saling melengkapi, seperti dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Namun, pemahaman ini sering kali disederhanakan secara berlebihan dan mengaburkan realitas yang lebih kompleks. Kritik dan solusi bukanlah pasangan serasi yang selalu berjalan beriringan, melainkan dua pendekatan yang memiliki fungsi, konteks, dan konsekuensi yang berbeda dalam dinamika sosial dan politik.

Pertama-tama, mari kita bahas kritik. Kritik adalah elemen mendasar dalam demokrasi. Tanpa kritik, demokrasi hanyalah ilusi; sebuah panggung teater di mana semua aktor berpura-pura senang sementara sistem berantakan di belakang layar. Kritik memungkinkan kita untuk mengevaluasi, menilai, dan jika perlu, membongkar kebijakan atau praktik yang tidak sesuai dengan prinsip keadilan dan kemanusiaan. Kritik yang tajam dan berbasis fakta adalah penyeimbang kekuasaan yang sering kali cenderung korup dan otoriter.

Photo by Markus Winkler on Unsplash

Kritik bukan sekadar tindakan menghujat atau mencela. Ia adalah proses intelektual yang mendalam dan kompleks, yang melibatkan analisis, refleksi, dan argumen yang terstruktur. Kritik yang baik memberikan pencerahan, mengungkapkan ketidakadilan, dan membuka ruang bagi diskusi yang konstruktif. Ketika kita mengkritik, kita sebenarnya sedang menjalankan fungsi kewarganegaraan yang paling fundamental: memegang penguasa bertanggung jawab.

Di sisi lain, solusi adalah jawaban praktis terhadap masalah yang diidentifikasi. Solusi adalah tindakan konkret yang dirancang untuk mengatasi situasi spesifik. Namun, solusi yang dipaksakan tanpa pemahaman mendalam tentang konteks sering kali lebih merusak daripada bermanfaat. Solusi yang terburu-buru dan dangkal hanya menambal sulam masalah tanpa menyentuh akar persoalan. Ini adalah kelemahan utama dari mereka yang berpikir bahwa setiap kritik harus disertai solusi. Mereka gagal memahami bahwa menemukan solusi yang tepat membutuhkan waktu, riset, dan konsultasi yang mendalam.

Lebih lanjut, solusi yang baik adalah hasil dari kolaborasi dan dialog. Mereka yang memegang kekuasaan sering kali mendikte solusi tanpa melibatkan suara rakyat yang terdampak, menciptakan ketidakpuasan dan perlawanan. Solusi yang otoriter ini adalah cermin dari kesombongan kekuasaan, bukan kebijaksanaan.

Di sinilah letak kontroversinya: adalah kewajiban moral dan intelektual untuk mengkritik tanpa harus selalu menyediakan solusi. Mengapa demikian? Karena kritik adalah langkah pertama yang krusial dalam proses perbaikan. Kritik mengidentifikasi masalah, membuka mata publik, dan menggerakkan perubahan. Tanpa kritik, solusi yang ditawarkan hanyalah tambal sulam yang tidak menyentuh inti permasalahan. Kritik yang jujur dan brutal sering kali lebih produktif daripada solusi palsu yang meninabobokan.

Selain itu, mengharuskan setiap kritik disertai solusi adalah cara licik untuk membungkam kritik itu sendiri. Ini adalah strategi yang sering digunakan oleh mereka yang berada di tampuk kekuasaan untuk menghindari akuntabilitas. Dengan memutarbalikkan argumen bahwa setiap kritik harus disertai solusi, mereka menuntut beban ganda dari para pengkritik: mengidentifikasi masalah dan sekaligus memecahkannya. Ini adalah bentuk penindasan intelektual yang halus namun efektif.

Jadi, mari kita jaga api kritik tetap menyala. Kritik adalah suara hati nurani masyarakat yang tidak boleh dibungkam dengan dalih kurangnya solusi. Tanpa kritik yang bebas dan tak terbatas, kita tidak akan pernah menemukan solusi yang benar-benar adil dan efektif. Kritik adalah penanda vitalitas demokrasi, sementara solusi adalah hasil dari proses demokrasi itu sendiri. Mari kita ingat bahwa tugas kita bukan hanya untuk memperbaiki, tetapi juga untuk terus mempertanyakan, karena di sanalah letak kemajuan peradaban manusia.

Sebagaimana ungkapan klasik, “Pertanyaan yang baik lebih berharga daripada jawaban yang dangkal.” Kritik adalah pertanyaan yang terus menggugat status quo, sementara solusi adalah jawaban yang harus ditemukan dengan hati-hati dan bijaksana. Jadi, jangan pernah takut untuk mengkritik, bahkan ketika solusi belum tampak di depan mata.

--

--

Randy Ira

Melankolis yang terlahir di pagi hari, dan mempunyai senyuman seindah pagi. Panggil saya Randi, Ira hanya ada dalam kepingan puisi.